1.18.2014

when the comfortable turns the other way

you know..
you dont know..

that's what going through my mind every time..

Katakanlah saja saya terperangkap dalam sangkar yang saya buat sendiri.
Sangkar yang saya rakit sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu.

Pembuatan sangkar ini bisa dibilang sengaja dan tidak sengaja.
Kenapa?
Karena awalnya saya hanya main-main saja, dari main-main iseng saya pun merasa nyaman.
NYAMAN, perasaan yang saya pikir tidak akan menyakiti atau merugikan saya, sehingga saya merasa lepas, bebas menjadi diri sendiri.
Terlena dengan perasaan nyaman tersebut saya tidak berpikir 2 kali, boro-boro! Saya tidak pernah berpikir sebelum melakukan tindakan. Saya benar-benar lepas menjadi saya.
Ya.. saya. Sayangnya seorang saya itu tidak begitu apik, lebih cenderung membingungkan dan kompleks.
Namun karena rasa nyaman itu saya biarkan saja semuanya MUNCRAT dari diri saya, gamblang! Saya pajang, pertontonkan, agar orang dapat menyaksikan.
Transparan, ya itu dia kata yang bisa menggambarkan saya pada saat itu.

NOFILTER kalo anak-anak instagram jaman sekarang bilang.

Kegamblangan saya yang saya tunjukkan itu adalah awal dari rakitan sangkar setan ini.
Tidak pernah mengira ini akan berakibat 'senjata makan tuan'.
"WAAAAAHHHHH, SIAL, SETAN!" Saya mengumpat, ketika tersadar saya sudah dalam kandang saya sendiri.
Berputarlah otak ini menguak segala kejadian, kenangan, dan pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung usai.
"ANJING!" Kembali saya mengumpat, ketika kekesalan membuncah. Tidak pernah saya kira KENYAMANAN itu sangat berbahaya dan saya terlena olehnya.
Gimana bisa kata 'nyaman' yang begitu positif, selalu dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang baik, bahkan ada di iklan-iklan kota "Buanglah sampah pada tempatnya, buat kota kita nyaman untuk penduduknya", bisa berakibat sangat negatif dalam hidup saya.
Lalu saya terombang-ambing.

Tenggelamlah saya, saya tidak tahu harus apa.
Hmmm.. bohong, sebenarnya saya tahu harus apa, hanya enggan menjalankannya.
Namun setelah tertatih-tatih, lelah saya mencoba mencari jalan lain yang sepertinya memang tidak ada.
BUNTU! BUNTU SEMUA!

Akhirnya..
Akhirnya..
Akhirnya..
Pelan-pelan saya mencoba berdiri dan berjalan menjauh.
Menjauh..
Aktifitas yang selalu sulit untuk dilakukan manusia.
Menjauh dari cinta, rokok, kopi, drugs, SUSAH! Yang namanya menjauh itu selalu susah, apapun itu yang perlu dijauhi, pasti tidak mudah.

"AYO BISA!" Saya bergumam kepada diri saya sendiri, mencoba menyemangati diri sendiri.
"AYO DOA!" Teriak saya pada diri sendiri yang mencoba menggalakkan kebiasaan baru itu.

Tertawa saya, tertawa miris, karena tidak pernah terpikir sekalipun dalam kepala ini kalau saya harus menyeret, menjauh dari kenyamanan yang saya buat sendiri.

'Nyaman' kata yang sungguh menyesatkan.